Gowa – Program Studi (Prodi) Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Makassar mengambil langkah progresif dalam penjaminan mutu akademik dengan menggelar "Sosialisasi Instrumen Penetapan dan Pengukuran Kedalaman dan Keluasan Mata Kuliah" pada Senin (3/3/2025).
Kegiatan ini merupakan langkah strategis jurusan untuk menstandardisasi kurikulum, memastikan setiap mata kuliah memiliki bobot yang terukur, dan relevan dengan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL). Langkah ini diambil sebagai respons atas kebutuhan untuk terus meningkatkan mutu pembelajaran serta mempersiapkan lulusan yang kompeten sesuai standar akreditasi dan tuntutan dunia profesional.
Kegiatan sosialisasi yang berfokus pada peningkatan mutu ini dibuka secara resmi oleh Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Touku Umar, S.Hum., M.I.P. Dalam sambutan pembukaannya, beliau menekankan bahwa instrumen ini adalah alat vital untuk melakukan monitoring dan evaluasi kurikulum secara objektif.
"Dengan instrumen yang terukur, kita tidak lagi hanya berasumsi, tetapi dapat benar-benar memvalidasi apakah kedalaman dan keluasan materi kita sudah sesuai dengan CPL yang kita targetkan. Ini adalah inti dari penjaminan mutu," tegas Touku Umar.
Jalannya acara kemudian dipandu dengan lugas oleh Sekretaris Jurusan, Dr. Saenal Abidin, S.IP., M.Hum., yang bertindak sebagai moderator. Beliau mengarahkan diskusi agar fokus pada aspek teknis dan implementatif dari instrumen tersebut.
Acara ini dihadiri secara komprehensif oleh seluruh pemangku kepentingan utama di lingkungan prodi. Tampak hadir Ketua beserta Anggota Gugus Penjaminan Mutu (GPM) Prodi Ilmu Perpustakaan, yang menjadi ujung tombak dalam perancangan instrumen ini. Selain itu, seluruh jajaran Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan serta perwakilan mahasiswa turut hadir untuk memberikan masukan kritis.
Fokus utama kegiatan adalah pembedahan teknis mengenai instrumen baru yang akan digunakan sebagai acuan dalam merancang dan mengevaluasi mata kuliah.
Instrumen ini dirancang khusus untuk dua tujuan utama:
- Mengukur Kedalaman (Depth): Memastikan tingkat kompleksitas, kedalaman analisis, dan penguasaan materi (kognitif, afektif, psikomotorik) telah sesuai dengan jenjang dan level yang diharapkan pada setiap semester.
- Mengukur Keluasan (Breadth): Menetapkan cakupan atau ruang lingkup materi agar relevan, komprehensif, dan menghindari tumpang tindih (overlap) yang tidak perlu antar mata kuliah.
Diskusi berkembang secara dinamis, terutama membahas bagaimana instrumen ini akan diintegrasikan ke dalam penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Para dosen dan tim GPM secara aktif mendiskusikan penjabaran bobot SKS (Satuan Kredit Semester) agar proporsional antara keluasan materi dan kedalaman analisis.
Dr. Saenal Abidin, M.Hum., menambahkan bahwa sosialisasi ini bukanlah sekadar formalitas, melainkan titik awal untuk implementasi yang lebih disiplin.
"Output yang kita harapkan adalah RPS yang lebih berkualitas, terstandar, dan memiliki koherensi yang kuat antara satu mata kuliah dengan mata kuliah lainnya. Tidak ada lagi 'grey area' yang membingungkan mahasiswa," jelasnya.
Dengan penerapan instrumen ini, Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Makassar menargetkan proses pembelajaran yang lebih efektif, evaluasi yang lebih objektif, dan pada akhirnya, peningkatan kualitas lulusan yang siap bersaing dan adaptif di industri informasi dan kepustakawanan.

