Gowa, 9 September 2024- Perjalanan akademik Khairunnisa di UIN Alauddin Makassar bukanlah sekadar pencapaian biasa. Ia membagikan pesan dan kesan yang mendalam setelah menyelesaikan studinya di Fakultas Adab dan Humaniora, sebuah tempat yang ia anggap sebagai "rumah kedua." Dengan penuh rasa bangga, Khairunnisa menceritakan perjalanannya sejak pertama kali menginjakkan kaki di UIN Alauddin sebagai mahasiswa baru, hingga berhasil meraih gelar yang selama ini diidamkan.
Khairunnisa mengungkapkan kebanggaannya ketika berhasil diterima sebagai mahasiswa UIN Alauddin Makassar. Baginya, kampus ini merupakan salah satu cita-cita yang ia kejar dengan penuh tekad. "Ketika pertama kali menginjakkan kaki di UIN Alauddin Makassar sebagai mahasiswa baru, ada perasaan bangga yang luar biasa. Saya merasa telah berhasil meraih impian untuk bisa berkuliah di kampus peradaban ini," ungkapnya.
Selama masa studinya, Khairunnisa merasakan bagaimana UIN Alauddin membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik, lebih berilmu, dan lebih berkembang. Ia memandang universitas ini bukan hanya sebagai tempat menimba ilmu, melainkan juga sebagai wadah untuk mengasah keterampilan berpikir kritis, berdiskusi, dan melakukan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat. "UIN Alauddin Makassar adalah rumah kedua bagi saya. Di sini, saya mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Saya berdiskusi, mengabdi kepada masyarakat, dan menjalani penelitian ilmiah untuk menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi," tambahnya.
Dalam perjalanannya, Khairunnisa mengakui bahwa pencapaiannya tidak terlepas dari dukungan banyak pihak. Ia secara khusus mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada Dekan Fakultas Adab dan Humaniora beserta para Wakil Dekan, Ketua Program Studi, dosen-dosen, dan seluruh staf serta civitas akademika yang telah membimbing dan mendukungnya. "Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan bimbingan yang luar biasa dari seluruh pihak di Fakultas Adab dan Humaniora. Para dosen dan staf telah memberikan ilmu, membimbing, mendidik, dan melayani saya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Terima kasih atas segala limpahan ilmu yang diberikan, sehingga saya bisa meraih gelar yang telah lama saya impikan," tuturnya.
Khairunnisa juga menyampaikan harapannya agar segala kebaikan yang diberikan oleh para dosen dan staf dapat menjadi amal jariyah yang diterima oleh Allah SWT. "Semoga semua ilmu dan bimbingan yang diberikan menjadi pahala yang tak terputus dan diterima oleh Allah SWT," harapnya dengan tulus.
Namun, di balik segala pencapaian dan kebahagiaan selama menempuh pendidikan, Khairunnisa juga mengalami masa-masa yang penuh tantangan emosional. Ia harus menghadapi kehilangan besar ketika ibunda tercinta meninggal dunia di tengah proses penyusunan skripsinya. Kejadian ini membawa duka yang mendalam, dan sempat membuat Khairunnisa kehilangan arah. "Rasa putus asa sempat menghampiri ketika Almarhumah Ibunda meninggal dunia saat saya menyusun skripsi. Semua harapan dan rencana yang telah kami susun bersama tiba-tiba terasa hilang. Kehilangan beliau adalah pukulan besar dalam hidup saya," ungkapnya dengan lirih.
Meski begitu, Khairunnisa tidak menyerah. Mengingat impian ibundanya agar ia dapat menyelesaikan pendidikan dan meraih nilai terbaik, ia kembali bangkit dan menyelesaikan studinya dengan semangat yang lebih kuat. "Walaupun rasa kehilangan itu sangat dalam, saya teringat betapa ibunda menginginkan saya untuk meraih gelar dan mendapatkan nilai yang baik. Semua yang saya lakukan selama ini adalah untuk memenuhi keinginan ibunda. Setiap semester, saya selalu berusaha meraih nilai terbaik hanya untuk melihat senyum bangga beliau. Dan sekarang, saya ingin mengatakan kepada beliau, 'Keinginanmu telah tercapai, Bu.'"
Khairunnisa akhirnya dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik, sebuah pencapaian yang ia persembahkan kepada mendiang ibunya dan keluarganya. Ia menyadari bahwa semua prestasi yang diraih tidak lepas dari cinta kasih, doa, dan dukungan ayahnya serta keluarganya yang lain. "Saya sangat bersyukur bisa meraih predikat mahasiswa terbaik, dan semua ini saya persembahkan untuk almarhumah ibu, ayah, serta keluarga yang selalu mendukung saya. Terima kasih atas setiap doa dan dukungan yang tak henti-hentinya diberikan, serta cinta kasih yang membuat saya terus bertahan dan tidak menyerah," katanya dengan penuh haru.
Dalam pesan terakhirnya, Khairunnisa menyampaikan permohonan maaf jika selama menjadi mahasiswa UIN Alauddin Makassar ada kekhilafan dan kesalahan yang ia lakukan. Ia juga menekankan betapa besarnya rasa syukurnya atas kesempatan yang diberikan untuk belajar di kampus ini. "Saya mohon maaf sebesar-besarnya jika selama menjadi mahasiswa ada kekhilafan, kesalahan, atau kekurangan yang saya lakukan. Terima kasih UIN Alauddin Makassar telah menjadi tempat saya belajar, berkembang, dan mewujudkan impian," pungkasnya.
Pesan dan kesan Khairunnisa bukan hanya menggambarkan perjuangan dan dedikasinya, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi mahasiswa lain. Kisahnya mengajarkan bahwa di balik setiap pencapaian, ada kerja keras, doa, dan dukungan orang-orang tercinta. UIN Alauddin Makassar bukan hanya tempat ia menuntut ilmu, tetapi juga tempat yang membentuk karakter, mentalitas, dan integritasnya. Kini, Khairunnisa siap melangkah ke jenjang kehidupan yang lebih tinggi, membawa segala pengalaman berharga yang ia peroleh selama berkuliah di UIN Alauddin Makassar.