Edukasi Bijak dalam Bermedia Sosial di Era AI: PKM oleh Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Makassar

  • 15 September 2025
  • 11:02 WITA
  • Administrator
  • Berita

Minggu, 14 September 2025, halaman Komplek BTN Makkio Baji di Gowa berubah menjadi ruang keakraban ketika ibu-ibu Majelis Taklim Masjid Imaduddin berkumpul untuk mengikuti Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Edukasi Bijak dalam Bermedia Sosial di Era AI”. Program PKM ini mengokohkan misi kampus: bukan hanya mencetak akademisi, tapi juga mengabdi dan memberdayakan masyarakat melalui literasi digital berlandaskan nilai spiritual.

Hadir pula tim pengabdian yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, menegaskan kolaborasi akademik dan masyarakat dalam mensukseskan kegiatan ini. Acara dimulai dengan sambutan hangat Ketua Majelis Taklim, yang menggarisbawahi urgensi literasi digital sebagai pilar menjaga keharmonisan keluarga dan komunitas. Bagi milenial dan profesional muda, derasnya arus informasi—dipimpin kecerdasan buatan—menimbulkan kekhawatiran mulai dari hoaks hingga tekanan sosial. Tantangannya: bagaimana menjadikan AI sebagai sahabat, bukan musuh, dalam membangun narasi positif?

Dr. Saenal Abidin, S.IP., M.Hum., Sekretaris Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, mengangkat inti PKM ini dengan pendekatan preaching yang diperkaya nilai tasawwuf. Ia memaparkan melalui kisah sederhana bahwa “media sosial hanyalah alat”—manfaatnya tergantung niat dan akhlak kita. Dalam hampir dua jam, peserta diajak merenung: apakah unggahan kita mendidik, menginspirasi, atau malah memecah belah?

Sesi tanya jawab menghidupkan diskusi:

  • Bagaimana keluarga menyaring hoaks demi menjaga ketentraman rumah?
  • Langkah apa yang bisa diambil agar kita tak terjerumus pada konten negatif sekadar demi klik?

Dr. Saenal menekankan bahwa orang tua adalah teladan utama, verifikasi fakta adalah kewajiban sederhana, dan dialog terbuka adalah kunci menanam budaya digital sehat.

Kesimpulan Sesi Tanya Jawab
Diskusi interaktif menggarisbawahi tiga poin praktis: verifikasi fakta sebelum membagikan informasi untuk mencegah hoaks; konsistensi “jam bebas gadget” guna menyeimbangkan dunia digital dan nyata; serta kontrol diri berlandaskan nilai spiritual sebagai benteng melawan konten negatif.

Menjelang penutupan, foto bersama bukan sekadar dokumentasi, melainkan simbol komitmen kolektif: PKM ini wajib berkelanjutan agar ibu-ibu Majelis Taklim menjadi pelopor literasi digital di lingkungan masing-masing.

Di balik algoritma AI, yang paling menentukan adalah hati yang bijak. Melalui PKM “Edukasi Bijak dalam Bermedia Sosial di Era AI”, Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Makassar menegaskan bahwa literasi digital berpijak pada nilai spiritual adalah fondasi ekosistem online yang sehat dan bermartabat—untuk hari ini, esok, dan generasi mendatang.