Webtalk Reportakawan: Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Menjadi Pembicara dalam Kegiatan Webinar Bertajuk "Role Model Jurusan Ilmu Perpustakaan dalam Mengentaskan Kepustakawanan Emas 2045"

  • 14 Januari 2024
  • 02:52 WITA
  • Administrator
  • Berita

Makassar - Pada hari Jumat, 12 Januari 2024, Reportakawan menggelar webinar bertajuk "Role Model Jurusan Ilmu Perpustakaan dalam Mengentaskan Kepustakawanan Emas 2045". Acara ini dihadiri oleh para praktisi, akademisi, mahasiswa, dan peminat perpustakaan yang peduli terhadap pengembangan kepustakawanan di Indonesia.

Pemateri dalam kegiatan ini terdiri dari beberapa narasumber, diantaranya adalah Touku Umar, S.Hum., M.I.P, (Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin), Laode Rusadi, S.IP., M.Hum (Ketua Jurusan Perpustakaan dan Sains Informasi UIM Makassar), Dr. Ismaya, S.IP., M.IP (Ketua Jurusan Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Muhammadiyah Enrekang), dan Syamsuddin, S.Sos., M.Si (Ketua Jurusan Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Muhammadiyah Sinjai). Para narasumber mengutarakan pendapatnya terkait strategi dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengentaskan nilai-nilai kepustakawanan di Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.

Touku Umar menyampaikan bahwa ada setidaknya dua indikator utama dalam mengentaskan nilai-nilai kepustakawanan, yaitu pengelolaan anggaran yang maksimal untuk pengembangan program studi, termasuk di dalamnya pengembangan kurikulum; dan kolaborasi yang erat antara pengelola program studi, mahasiswa, alumni, dan pengguna alumni.

Beliau menekankan pentingnya alokasi anggaran yang memadai untuk meningkatkan kualitas dan daya saing program studi Ilmu Perpustakaan. "Anggaran yang memadai menjadi landasan utama bagi pengembangan kurikulum, penelitian, dan fasilitas yang dapat mendukung mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan di bidang kepustakawanan," ujar Touku Umar.

Selain itu, kolaborasi yang erat antara semua pihak terkait, seperti pengelola program studi, mahasiswa, alumni, dan pengguna alumni dianggap sebagai kunci sukses. "Kolaborasi yang kuat dapat menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan memberikan dampak positif bagi pengembangan kepustakawanan di Indonesia," tambahnya.

Seminar ini dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa Ilmu Perpustakaan, pengelola perpustakaan, hingga pemerhati dunia literasi. Diskusi yang interaktif dan tanya jawab antara peserta dan pemateri membuat acara ini menjadi forum yang produktif untuk bertukar ide dan pengalaman.

Reportakawan berharap bahwa hasil dari seminar ini dapat menjadi panduan bagi lembaga pendidikan, pemerintah, dan para pemangku kepentingan dalam mengembangkan kepustakawanan di Indonesia dan meraih visi Indonesia Emas 2045 yang berlandaskan kearifan lokal dan inovasi global. (SA)