Sebuah sesi Focus Discussion Group (FDG) yang membahas implementasi dan dampak
program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di UIN Alauddin Makassar sukses
dilaksanakan pada hari selasa tanggal 21 November 2023 di Hotel Max One, Jl.
Taman Makam Pahlawan No 5 Tello Baru, Kota Makassar.
FDG, yang dihadiri oleh berbagai
pemangku kepentingan pendidikan tinggi, melibatkan Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan, Touku Umar, S.Hum., M.IP. Diskusi ini bertujuan untuk membahas
sejauh mana MBKM telah diadopsi dan diterapkan di lingkungan kampus serta
dampaknya terhadap pengalaman belajar mahasiswa, serta bagaimana mengintegrasikan
MBKM melalui kegiatan KKN.
Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM) adalah sebuah inovasi yang dibuat oleh Kemendikbudristek dan
diluncurkan sebuah kebijakan untuk mentransformasi sistem Pendidikan tinggi di
Indonesia untuk menghasilkan lulusan yang lebih relevan. MBKM dijalankan
melalui 4 pilar kebijakan: (1) Pembukaan Program Studi baru, (2) Sistem
akreditasi Perguruan Tinggi, (3) Perguruan Tinggi Berbadan Hukum, dan (4) Hak
belajar di luar Program Studi. MBKM Mandiri adalah sebuah
bentuk dorongan kebijakan Kampus Merdeka yang mendorong Perguruan Tinggi (PT)
untuk menjalankan program MBKM secara mandiri. Dalam bentuk implementasi MBKM
mandiri, PT menyelenggarakan, mendanai, dan mengeksekusi program MBKM-nya tanpa
intervensi dari Kemendikbudristek. Tujuan MKBM mandiri adalah untuk membantu
sebanyak-banyaknya mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus demi
persiapan karir di masa depan.
Dalam sesi ini, Narasumber
membahas mengenai pedoman KKN terintegrasi dengan program MBKM. Para peserta FDG
turut berbagi pengalaman dan pandangan mereka terkait MBKM. Mahasiswa yang
hadir menggarisbawahi kebebasan dalam menentukan jalur pendidikan mereka,
sedangkan dosen menyoroti perubahan paradigma dalam proses pembelajaran.
Dalam wawancara usai acara, Touku
Umar mengungkapkan, "Saya sangat mengapresiasi kegiatan FDG yang
dilaksanakan oleh Kepala pusat pengabdian masyarakat LP2M UIN Alauddin Makassar
dengan mengundang semua ketua jurusan dalam lingkup UIN agar kedepan tercipta
sinergitas kegiatan khususnya pada kegiatan KKN yang terintegrasi MBKM."
Meskipun demikian, diskusi juga
menghadirkan sejumlah tantangan yang perlu diatasi, seperti infrastruktur
pendukung yang memadai dan peningkatan dukungan dari berbagai pihak terkait.
Acara FDG ini menjadi langkah awal
dalam menggali potensi MBKM serta mengevaluasi strategi implementasinya di UIN
Alauddin Makassar. Dengan partisipasi aktif para pemangku kepentingan,
diharapkan program ini terus berkembang untuk memperkuat pendidikan tinggi yang
inklusif dan inovatif di Indonesia.